Biasanya danau menjadi salah satu tempat objek
wisata yang paling diperhitungkan menjelang liburan. Namun berbeda dengan danau
yang satu ini, Danau Natron di Tanzania merupakan danau yang sangat berbahaya
dan merupakan kuburan bagi ribuan makhluk hidup seperti burung-burung serta
hewan kecil lainnya.
Danau Natron merupakan danau yang airnya mengandung
garam dengan pH hingga 10,5 serta suhu mencapai 60 derajat celcius. Hal
tersebut dapat membuat kulit dan mata setiap binatang menjadi terbakar jika
tidak mampu beradaptasi. Hanya satu spesies hewan yang diketahui mampu hidup di
Danau Natron, yaitu Alkaline Tilapia (Alcolapia Alcalica). Alkaline Tilapia
adalah sejenis ikan nila yang mampu bertahan hidup di sepanjang tepi danau Danau
Natron yang airnya sedikit kurang asin. Selain spesies ikan nila tersebut, sejumlah
bakteri juga diketahui dapat bertahan hidup di Danau Natron.
Danau ini diberi nama natron, yang berasal dari kata
‘mineral natrium karbonat dekahidrat’ (sodium
carbonate decahydrate). Natron inilah yang biasa digunakan oleh orang Mesir
kuno guna mengeringkan organ tubuh mayat selama proses pembuatan mumi atau
biasa disebut dengan mumifikasi.
Air di Danau Natron memiliki kandungan mineral yang
tinggi, dimana binatang yang tercebur dan mati akan mengalami pengawetan alami
sehingga bangkai-bangkai binatang tersebut terlihat seakan-akan dicelupkan
dalam adonan semen. Berbeda dengan danau biasanya dimana bangkai-bangkai
binatang yang mati di dalam danau akan hilang terurai, namun di Danau Natron semua
binatang yang terendam di danau tersebut akan membatu dan sulit terurai. Hal ini
diungkapkan oleh seorang ahli ekologi di University of Leicester bernama David
Harper yang menyatakan bahwa jika ditempat lain bangkai hewan yang mati akan
terurai dengan cepat, namun di Danau Natron tidak demikian. David Herper
kemudian menjelaskan, binatang yang mati di Danau Natron tidak bisa terurai dan
mengalami pengawetan disebabkan garam yang terkandung di Danau Natron. Garam tersebut
berbeda dengan garam masak yang biasa dihasilkan dari laut, melainkan berasal
dari kapur magmatik yang telah ditempa dalam bumi dan keluar melalui aliran
lava serta disemburkan ke udara menjadi awan abu setinggi 10 meter.
Gunung yang turut membantu menyemburkan kapur magmatic
adalah Ol Doinyo Lengai, sebuah gunung berapi berusia 1 juta tahun yang
terletak di bagian selatan Danau Natron. Seorang peneliti dari Swiss Institute
of Technology di Zurich bernama Hannes mattsson mengatakan, gunung berapi lain
umumnya memuntahkan silikat, namun Ol Doinyo Lengai merupakan satu-satunya
gunung berapi di planet bumi yang menyemburkan ‘natrocarbonatite’.
Natrocarbonatite sangat kaya akan sodium, kalium karbonat, nyerereite, dan
gregoryite dimana kandungan tersebut jauh lebih asin dari silikat. Materi abu
vulkanik dari gunung Ol Doinyo Lengai kemudian dikumpulkan oleh air hujan dan
masuk ke Danau Natron. Hal tersebut menjelaskan mengapa binatang-binatang yang
tercebur ke danau terlihat seperti jatuh dalam adonan semen, awet tak terurai
seperti patung.
Gambar di atas merupakan salah satu karya fotografer
alam liar bernama Nick Brandt. Nick Brandt menggunakan bangkai-bangkai binatang
di Danau Natron sebagai model dari salah satu serial fotografi terbarunya yang
lumayan mengerikan. Masih banyak foto-foto bangkai binatang dari Danau Natron hasil jepretan Nick Brandt yang bisa kalian
cari di internet.
0 comments:
Post a Comment