Catatan :

Wednesday, April 29, 2015

The Pink Fairy Armadillo, Si Lucu yang Terancam Punah


The Pink Fairy Armadillo (Chlamyphorus Truncatus) yang juga dikenal sebagai Pichiciego merupakan spesies paling kecil dari armadillo yang pernah dikenal. Mamalia dari keluarga Dasypodidae ini pertama kali dijelaskan oleh R. Harlan pada tahun 1825.



Spesies armadillo ini (The Pink Fairy Armadillo) umumnya memiliki panjang tubuh sekitar 90 hingga 115 mm, tidak termasuk ekornya dan memiliki berat kurang dari 1 pon. Demikian pula, The Pink Fairy Armadillo merupakan satu-satunya spesies armadillo yang memiliki cangkang punggung yang hampir benar-benar terpisah dari tubuhnya.

Klasifikasi Ilmiah
The Pink Fairy Armadillo
Kerajaan
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Mammalia
Ordo
:
Cingulata
Family
:
Dasypodidae
Sub Familiy
:
Euphractinae
Genus
:
Chlamyphorus
Spesies
:
C. Truncatus


Hewan unik ini dapat hidup di lingkungan dataran berpasir, bukit pasir dan padang rumput belukar di pusat Argentina. Lingkungan berpasir merupakan tempat yang sangat cocok untuk The Pink Fairy Armadillo, karena mereka adalah binatang penggali yang sangat baik. Bahkan mereka memiliki kemampuan untuk menguburkan diri sendiri dalam hitungan detik jika dalam keadaan terancam. Binatang ini memiliki mata kecil, bulu halus berwarna putih kekuning-kuningan serta pelindung atau cangkang yang fleksibel berwarna merah muda puat yang berada di atas punggungnya.


The Pink Fairy Armadillo menggunakan kemampuan menggali mereka untuk menggali di daerah dekat koloni semut besar. Semut menyediakan sumber makanan tetap bagi spesies armadillo ini. Selain itu, mereka juga mencari makanan lain berupa cacing tanah, siput dan tanaman. Namun semut merupakan pilihan nomor satu bagi mereka.


Binatang ini cenderung hidup soliter di mana ia tetap berlindung di bawah tanah dan hanya keluar untuk makan pada malam hari. Namun, The Pink Fairy Armadillo diyakini sebagai binatang yang berpoligami ketika musim kawin tiba. Biasanya sang betina hanya melahirkan satu anak, dimana pelindung di atas tubuhnya tidak mengeras hingga mereka dewasa.


The Pink Fairy Armadillo akan menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah tanah. Cakar depannya yang besar memungkinkan mereka untuk bergerak dengan mudah memindahkan pasir. Bahkan, mereka bergerak di bawah tanah seolah-olah mereka sedang berenang di dalam air.


Sayangnya, karena kerusakan habitat oleh manusia, populasi The Pink Fairy Armadillo menurun dan mereka telah terdaftar sebagai binatang yang terancam punah sejak tahun 1970. Penurunan populasi spesies ini umumnya dikaitkan dengan kegiatan pertanian serta ancaman predator seperti anjing dan kucing liar. 


Tuesday, April 28, 2015

Undulatus Asperatus, Sang Gelombang di Langit


Undulatus Asperatus adalah awan ke dua setelah Lenticular Clouds (Awan Cantik Di Atas Gunung) yang telah kami sajikan dihadapan kalian. Sama seperti awan sebelumnya, Undulatus Asperatus merupakan salah satu awan yang memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dengan awan-awan lainnya sehingga mampu menarik perhatian masyarakat dunia.



Undulatus Asperatus yang artinya “Gelombang Gelisah” pernah diajukan oleh Cloud Appreciation Society sebuah organisasi pemerhati awan, ke WMO (World Meteorological Organisation atau Badan Meteorologi Dunia) pada tahun 2009 untuk dimasukkan sebagai salah satu klasifikasi awan yang baru dan berbeda dari awan-awan sebelumnya yang telah ada.


Foto-foto mengenai penampakan awan Undulatus Asperatus ini telah dikirim oleh masyarakat selama bertahun-tahun, namun organisasi Cloud Appreciation Society tidak bisa memasukkan jenis awan ini pada klasifikasi awan yang sudah ada. 


Awan Undulatus Asperatus terlihat seperti laut pada hari yang berombak, bergerak layaknya gelombang lautan. Itulah sebabnya organisasi Cloud Appreciation Society mengusulkan awan ini dengan nama Asperatus yang berasal dari bahasa latin, yaitu kata kerja ‘Aspero’, yang artinya ‘untuk membuat kasar’. Istilah ini digunakan oleh penyair Romawi untuk menggambarkan laut yang bergerak kasar dengan angin utara yang dingin.


Tidak lama setelah organisasi Cloud Appreciation Society mengusulkan nama Undulatus Asperatus sebagai jenis awan yang baru, maka bagaikan ‘pesan viral’, berita tersebut menjadi salah satu berita yang cepat tersebar melalui berbagai media. Berita-berita tersebut muncul di Inggris, Amerika Serikat dan di banyak negara lainnya melalui dunia maya. Berita mengenai usulan awan Undulatus Asperatus ini bahkan dinominasikan sebagai salah satu dari 50 penemuan terbaik di Majalah Time pada tahun 2009.


Segera setelah usulan mengenai awan Undulatus Asperatus disampaikan ke WMO, istilah ini langsung diadopsi oleh cloudspotters di seluruh dunia. Namun organisasi Cloud Appreciation Society masih berpikir bahwa awan yang mereka usulkan sangat tidak mungkin untuk diterima sebagai istilah resmi. Hal ini karena pada saat sebelumnya, The Royal Society Meteorologi telah memberitahu mereka bahwa awan tersebut akan menjadi resmi jika diakui oleh Organisasi Meteorologi Dunia di Jenewa, yang menerbitkan kitab/buku klasifikasi awan, The International Cloud Atlas.


The Royal Society Meteorology saat ini mendorong masyarakat meteorologi internasional untuk memperbarui peta awan dunia, termasuk memasukkan Asperatus untuk membuatnya resmi. Jika Asperatus diterima, itu akan menjadi klasifikasi awan resmi yang pertama dalam 60 tahun. 


Saturday, April 25, 2015

Walrus, Mamalia Laut Bertaring Panjang


Pernahkah kalian mendengar hewan bernama anjing laut atau singa laut? Pasti kalian sering mendengarnya baik di sekolah, maupun di televisi.
Lalu pernahkah kalian mendengar hewan bernama Walrus? Jika belum, mari kita berkenalan dengan mereka.



Walrus merupakan mamalia laut yang hidup di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Walrus juga tersebar di Samudera Arktik dan Laut sub-Arktik di belahan utara bumi. Nama ilmiah Walrus yaitu “Odobenus Rosmarus”, dalam bahasa latin yang artinya ‘kuda laut yang berjalan dengan gigi’. Baik jantan maupun betina, mereka mempunyai dua gading panjang berwarna putih. Kulitnya berkeriput, menutupi lapisan lemak tebal yang menjaga tubuh mereka tetap hangat meskipun berada di daerah yang sangat dingin..

Klasifikasi Ilmiah
Nama
:
Walrus
Kerajaan
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Mammalia
Infrakelas
:
Eutheria
Ordo
:
Carnivora
Upaordo
:
Caniformia
Superfamili
:
Pinnipedia
Famili
:
Odobenidae
Genus
:
Odobenus
Spesies
:
O. Rosmarus
                                              Sumber : Wikipedia


Walrus berbeda dengan anjing laut (true seal), singa laut (sea lion) serta gajah laut (elephant seal). Walrus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Tidak memiliki daun telinga.
  2. Memiliki sepasang taring panjang.
  3. Memiliki moncong yang pendek dan datar di bagian depan.
  4. Sirip depannya panjang, tidak berbulu dan berkuku pendek.
  5. Bisa menekuk sirip belakangnya ke depan.
  6. Tubuhnya diselubungi rambut tipis dan pendek.
  7. Ketika di daratan, bisa berjalan dengan memakai ke empat siripnya.
  8. Saat di dalam air, berenang dengan cara menggerakkan sirip depan dan belakangnya.


Seperti halnya singa laut, Walrus berjalan dengan melipat siripnya di bawah tubuhnya. Ia mampu menopang tubuhnya dengan keempat siripnya. Walrus mampu bertahan berada di dalam air selama 30 menit sebelum ke permukaan untuk mengambil udara.


Walrus sangat mudah dikenali karena memiliki gading atau taring. Panjang gading Walrus sekitar 40 cm dan dapat terus tumbuh hingga mencapai berat lebih dari 3 pon. Gading Walrus jantan berguna untuk mempertahankan diri atau bertarung memperebutkan Walrus betina. Walrus jantan dan betina menggunakan gadingnya untuk mengangkat dirinya ke atas es dan menggali es untuk mencari kerang dengan bantuan kumisnya. Kumis walrus ‘bukanlah rambut’ tapi sangat sensitif seperti kumis kucing. Walrus memakan kerang, mussels, krill, kepiting, cacing dan siput. Walrus juga memakan gurita dan ikan, serta menyerang anjing laut.


Panjang badan Walrus berkisar antara 2,7 sampai 3,56 m. Sementara itu, berat badan Walrus berkisar antara 800 sampai 1.700 kg. Walrus Pasifik dewasa dapat mencapai berat 1.700 kg dan hanya dilampaui oleh anjing laut gajah. Walrus memiliki badan yang besar dengan kulit berbulu tebal yang bulunya semakin menipis sejalan dengan pertambahan umurnya.


Hewan ini termasuk hewan sosial yang selalu hidup berkelompok. Bahkan ketika ruang tempat hidupnya sempit, mereka mau berkerumun berdesak-desakan. Tak jarang, Walrus pun sering berbaring di atas Walrus yang lainnya. Walrus tidak memiliki penglihatan yang baik, namun pendengaran dan penciumannya sangat baik. Walrus bisa hidup hingga 20-30 tahun di alam liar.


Setiap dua atau tiga tahun, Walrus betina akan melahirkan satu anak pada bulan mei atau juni. Bayi yang baru lahir memiliki lapisan lemak yang tipis dan ditutupi dengan lapisan rambut pendek berwarna abu-abu yang sangat berguna karena mereka lahir di atas gumpalan es.


Walrus suka berjemur sejenak sebelum terjun kembali ke air kutub yang dingin. Mereka suka berkumpul di pantai dalam kelompok besar. Dulu, pada abad ke -19 dan ke-20, banyak Walrus yang dibunuh dan dieksploitasi untuk di ambil daging, minyak dan gadingnya. Namun, sekarang mereka sudah dilindungi dan jumlahnya telah bertambah lagi.


Friday, April 24, 2015

Pesona Lenticular Clouds, Awan di Atas Gunung


Jika kalian sedang liburan ke pegunungan atau melakukan kegiatan hiking di gunung atau bukit, sempat-sempatlah untuk melihat ke atas. Ada apa di atas gunung dan bukit? Ya, disana kalian mungkin akan melihat fenomena langka yang jarang terlihat, yaitu munculnya Lenticular Clouds (Awan Lenticular).



Lenticular Clouds (Altocumulus Lenticularis atau Lenticularis Stand Altocumulus) merupakan sejenis awan yang unik dan hanya biasanya terbentuk disekitar bukit-bukit dan gunung-gunung akibat pergerakan udara di kawasan pegunungan. Awan ini dinamakan lenticularis yang artinya “berbentuk lensa”, dan biasanya cukup disebut sebagai awan ”Lennies”. Awan Lenticular dapat dibedakan menjadi Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL) yang terjadi di dataran rendah, Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL) pada ketinggian tingkat menengah dan Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL) pada ketinggian yang lebih tinggi dari atmosfer.


Keunikan awan ini adalah karena bentuknya yang menyerupai piring terbang raksasa atau kumpulan kue pancake yang ditumpuk-tumpuk (juga bentuk lainnya yang khas seperti baret raksasa). Awan ini biasanya terlihat berlapis-lapis (dua atau lebih lapisan dalam satu awan). Karena bentuknya yang mirip piring terbang, awan ini sering disalah-artikan sebagai UFO oleh sebagian orang. Bahkan menurut BBC, awan ini sering dijadikan sebagai penjelasan/alasan yang paling sering diberikan untuk penampakan UFO oleh orang-orang yang mengaku melihat pesawat alien di seluruh dunia. Bentuk awan ini memiliki pola unik yang terbentuk sesuai dengan kecepatan angin serta bentuk pegunungan atau bukit tempat awan ini berada.


Awan Lenticular mampu bertahan pada posisinya selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Awan Lenticular dapat bertahan pada posisinya dalam waktu yang lama dikarenakan aliran udara yang lembab terus menyuplai ke dalam awan ini sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan dalam pembentukannya. Proses terbentuknya Lenticular Clouds, yaitu terjadi akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban, sehingga mengembun dan akhirnya membentuk awan ini. 


Awan ini tergolong awan yang penampakannya sangat langka karena mereka memerlukan gunung atau bukit dengan ketinggian yang cukup serta kondisi meteorologi yang tepat. Awan Lenticular umumnya (yang selalu terlihat, jika muncul) pada ketinggian 8.000 hingga 20.000 kaki (2.438 - 6.096 meter). Jika kalian beruntung, maka kalian akan melihat awan ini di atas pegunungan tempat kalian liburan atau melakukan kegiatan lainnya. Hal yang harus kalian lakukan berikutnya adalah mendokumentasikan pemandangan yang lumayan langka tersebut dan kemudian membagikannya kepada teman-teman kalian.


Post Lainnya